REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa yang terjadi di Tenggara Kota Banda Aceh berdampak di tiga lokasi, Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireun. Tiga hari pascagempa selain proses evakuasi dilakukan, masyarakat di tiga wilayah juga membutuhkan akses pendistribusian logistik.
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama lembaga kemanusiaan nonpemerintah melakukan respons cepat dengan menata dan mengawal sistem alur logistik bantuan untuk korban gempa di Aceh. Tim respons unit logistik dari MDMC, Mashuri Masyuda mengatakan tujuan yang hendak dicapai dari sinergi tata sistem alur logistik ini ialah memastikan proses pendistribusian logistik untuk korban gempa dapat teridentifikasi dan tercatat di Unit Respon Logisitik.
"Adanya sinergi ini ialah demi memaksimalkan bantuan – bantuan yang datang dari luar negeri agar terkumpul dan terkonsolidasi dalam satu pintu pendistribusian," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (9/12).
Sangat lumrah bila di beberapa kejadian bencana sebelumnya, seringkali terjadi penumpukan bantuan logistik di daerah terdampak. Adanya penumpukan tersebut, kata dia, jelas sangat menghambat kinerja dari sebuah lembaga yang sedang merespon bencana.
Maka dengan sinergi ini, menurutnya, pendistribusian bantuan untuk masyarakat terdampak bencana pun dapat diatur dengan baik serta dapat disalurkan ke daerah-daerah yang selama ini sulit terjangkau bantuan. "Komunikasi yang efektif antarlembaga dapat meningkatkan efisiensi, kecepatan dan ketepatan dalam pendistribusian logistik kemanusiaan," terangnya.