REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peneliti senior Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada Sukamdi menyarankan pemerintah daerah mengantisipasi migrasi warga masyarakat korban gempa Aceh.
"Yang saya khawatirkan, gempa itu akan menimbulkan migrasi dari Aceh ke daerah-daerah lain," ujar dia di Kampus Program Doktor Studi Kebijakan UGM, Yogyakarta, Jumat (9/12).
Menurut dia, masyarakat korban gempa Aceh sangat mungkin melakukan migrasi ke daerah lain, karena daerahnya tidak aman. Ia mengatakan, ada dua dampak negatif serius yang harus diperhatikan pemerintah jika langkah migrasi menjadi pilihan masyarakat di daerah yang terkena gempa.
Pertama, jika masyarakat sekitar daerah terkena gempa melakukan migrasi, maka dipastikan daerah tersebut akan kekurangan sumber daya manusia (SDM). "Karena tindakan migrasi biasanya dilakukan secara berbarengan, sehingga persoalan ketenagakerjaan menjadi hal serius di daerah terkena gempa," ucap Sukamdi.
Kedua, masyarakat yang melakukan migrasi akan meninggalkan harta benda dan tanahnya di daerah itu. Sehingga jika tidak berhati-hati, kemudian hari akan menciptakan persoalan baru karena terkait kepemilikan lahan dan harta bendanya.
"Nah, kalau tidak hati-hati, hal ini menjadi problem karena akan ada yang klaim dari pihak lain, karena lahan, properti dan harta benda yang ditinggal pergi itu, sudah menjadi milik pihak lain," papad Sukamdi.
Meski demikian, Sukamdi mengakui bahwa, belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia kejadian dan persoalan seperti ini. Namun, bukan berarti hal itu bisa dianggap sepele dan diabaikan.
"Intinya, kami khawatir kalau ada kesadaran masyarakat bahwa daerahnya tidak aman, mereka akan bermigrasi ke tempat yang dianggap aman. Apalagi Aceh sering mengalami bencana alam sejak yang terbesar tahun 2004," kata Sukamdi.
Ia mengakui, bahwa migrasi tidak bisa dihentikan. Namun, pemerintah harus memperhitungkannya secara cermat, tentang bagaimana upaya mengatasinya. Karena itu, harus meyakinkan masyarakat bahwa daerah itu masih aman untuk menopang kehidupan masyarakatnya.a