Kamis 08 Dec 2016 10:01 WIB

Mendikbud Pastikan Sekolah Darurat untuk Siswa Korban Gempa Aceh

Rep: Dian Erika N/ Red: Angga Indrawan
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah toko (ruko) akibat gempa di Desa Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).
Foto: Antara/Ampelsa
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah toko (ruko) akibat gempa di Desa Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengatakan sekolah darurat akan didirikan untuk anak-anak korban bencana gempa Aceh. Gempa Aceh mengakibatkan 34 sekolah mengalami kerusakan.

Menurut Muhadjir, saat ini ada 19 SD, 11 SMP, tiga SMK dan satu SMA yang rusak akibat gempa pada Rabu (7/12). "Akan diupayakan pendirian sekolah  darurat untuk siswa korban gempa Aceh," ujar Muhadjir di Jakarta, Kamis (8/12).

Dirinya pun menyatakan akan menjenguk korban gempa Aceh, utamanya kalangan siswa dan guru yang mengalami luka-luka. Muhadjir memastikan puluhan sekolah rusak akibar terdampak gempa Aceh segera direnovasi.

"Data-data  sekolah rusak sudah diperoleh. Seluruh sekolah terdampak gempa menjadi prioritas revitalisasi pembangunan sekolah agar bisa segera digunakan kembali, " tambah Muhadjir.

Dia menambahkan, data sekolah rusak masih berpeluang bertambah. Tim Kemendikbud masih terus menelusuri sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan. Selain sekolah rusak, Mugadjir pun menyebut ada dua orang guru dan seorang penjaga sekolah meninggal akibat gempa Aceh. Ketiganya yakni Sakdiah Guru SDN 1 Trienggadeng, Rita Zahra Guru TK dan Basri Penjaga Sekolah SMAN 1 Trienggadeng. Adapun guru yang mengalami luka-luka adalah Nasai Guru SMAN 2 Meureudu dan Misran Guru SDN Blangsukon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement