REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengusulkan Presiden Joko Widodo jika berkenan untuk melakukan shalat Jumat dengan peserta doa bersama di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (2/11).
"Ini usulan saya pribadi. Jika Presiden berkenan untuk shalat Jumat bersama dengan peserta doa bersama, tentu kondisinya akan semakin baik. Aspirasi masyarakat berharap Presiden dapat shalat Jumat bersama," kata Hidayat Nur Wahid di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (1/12).
Pada kesempatan tersebut, Hidayat juga mengimbau agar panitia dan peserta doa bersama maupun aparat keamanan, untuk saling memahami, menghargai, dan saling menjaga kedamaian.
Menurutnya mereka semua adalah bangsa Indonesia yang seharusnya saling menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sementara itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga mengimbau seluruh elemen masyarakat Indonesia baik panitia dan peserta doa bersama, aparat keamanan, maupun masyarakat lainnya, dapat menjaga komitmen kesepakatan bersama untuk saling menjaga ketertiban dan kedamaian.
"Semua pihak, agar waspada terhadap pihak-pihak yang berpotensi mengganggu jalannya doa bersama dan aksi damai," kata Zulkifli Hasan.
Menurutnya doa bersama dan aksi damai ini adalah momentum pembuktian kepada seluruh umat Islam dan masyarakat Indonesia lainnya serta masyarakat internasional, bahwa muslim Indonesia adalah muslim yang moderat dan rahmatan lil alamin.
"Semuanya harus saling menghormati dan menghargai, serta berada dalam satu ikatan bhinneka tunggal ika," katanya.
Zulkifli menambahkan MPR RI mengapresiasi pertemuan silaturrahim antara MUI, panitia doa bersama, dan aparat keamanan, yang kemudian bersepakat doa bersama dilakukan secara damai, untuk menjaga kesatuan dan persatuan umat.
"MPR berharap semua pihak, baik panitia maupun peserta doa bersama, maupun aparat keamanan, dapat sama-sama menjaga komitmen tertib dan damai," katanya.