Jumat 18 Nov 2016 14:32 WIB

Produk Impor Kuasai Alat Kesehatan di Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
 Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kanan) memasuki ruangan untuk melakukan pertemuan bersama pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Senin (25/7).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kanan) memasuki ruangan untuk melakukan pertemuan bersama pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Senin (25/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek meminta bantuan semua pihak dalam optimalisasi penggunaan produk alat kesehatan dalam negeri. Hal ini untuk menyiasati ketergantungan penggunaan alat kesehatan dalam negeri yang didominasi produk impor.

"Kami sudah mulai usahakan agar kita tidakk bergantung kepada negara lain, makanya disini saya mendorong semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut," ujar Nila saat membuka Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri di Hall C3 JI EXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (18/11).

Padahal menurutnya, alat kesehatan yang diproduksi dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Saat ini Indonesia telah memiliki 211 industri alat kesehatan yang sebenarnya mampu memenuhi 46 persen kebutuhan alat kesehatan di RS Tipe A.

Selain itu, produk alkes dalam negeri juga mampu bersaing dengan alat kesehatan produk impor. "Namun sayangnya, minat penggunaannya masih rendah," kata Nila.

Karenanya, ia menekankan pentingnya pengenalan produk alkes dalam negeri kepada pengguna atau unit kesehatan sehingga diharapkan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.

Terlebih dengan penggunaan produk alkes dalam negeri juga, dapat menekan pembiayaan kesehatan agar lebih terjangkau. "Tentu dapat menekan harga alat kesehatan dan pada akhirnya mengurangi biaya pelayanan kesehatan," katanya.

Karenanya, hal itu juga tujuan diselenggarakan pameran alkes yang resmi dibuka pada Jumat hari ini. Sekaligus, dalam kesempatan itu juga, ia menandatangani nota kesepahaman dengan Pengurus Pusat Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh lndonesia (PERSl).

Secara khusus, ia juga meminta kepada Ketua PERSI Kuntjoro Adi Purjanto agar nota kesepahaman dilanjutkan dapat mendorong optimalisasi peran rumah sakit terhadap penggunaan produk Alkes dalam negeri.

"Sekaligus Pak, ajak RS di Indonesia menggunakan produk dalam negeri, atau saat pameran produk alkes dalam negeri juga diajak ke acara PERSi," kata Nila.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement