REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kelompok Produsen Vaksin Negara Islam atau Vaccine Manufacturers Group (VMG) resmi menyambut dua anggota baru pada Senin (14/11) di Gedung Heritage PT Bio Farma. Kedua anggota baru ini merupakan pabrik vaksin yang berasal dari Turki dan Bangladesh yaitu Keymen Ilac dan International Centre for Diarrhoeal Disease Research (ICDDR).
General Manager Keymen Ilac dari Turki, Deniz Kuran, mengatakan pihaknya sangat senang bisa bergabung dengan VMG. Kuran berharap bergabungnya Keymen Ilac dapat menjadi awal mula yang baik untuk menjalin hubungan antarnegara, khususnya di bidang pengembangan vaksin.
"Ini kesempatan yang baik. Diawali dengan menjalin persahabatan, kemudian berlanjut dnegan kerja sama bisnis di masa yang akan datang," ujar Kuran saat ditemui dalam pertemuan VMG Negara Islam ketiga di Gedung Heritage Bio Farma, Senin (14/11).
Senada dengan Kuran, Managing Director Keymen Ilac dari Turki, O Mutlu Topal, mengatakan bergabungnya Turki bersama dengan negara-negara Islam lain di VMG akan menjadi awal yang baik, khususnya kemandirian Turki dalam penyediaan vaksin. Topal mengatakan dewasa ini banyak pabrik vaksin yang semula dikelola pemerintah Turki mengalami privatisasi. Berubahnya pabrik-pabrik vaksin menjadi sektor swasta ini terjadi karena keterbatasan teknologi dan juga biaya.
Dengan bergabung dalam VMG, Topal memgatakan negara-negara anggota memiliki kesempatan untuk saling bertukar ilmu, informasi, teknologi serta pengalaman melalui pertemuan VMG. Salah satunya ialah belajar dalam pelatihan produksi vaksin yang diselenggarakan di Indonesia dengan Bio Farma sebagai tuan rumah sekaligus salah satu yang paling terdepan dalam produksi vaksin di antara 57 negara Islam di dunia. "Suatu kehormatan bagi kami, Keymem Ilac, bisa diterima menjadi anggota," ungkap Topal.
Kepala Bagian Kerja sama Teknik Selatan-Selatan (KTSS) Biro KTLN Kementerian Sekretariat Negara Mukhammad Fahrurozi menilai kerja sama negara-negara Islam di VMG sejalan dengan nawacita Pemerintah RI yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar Internasional. Sebagai salah satu yang terdepan, Fahrurozi berharap industri vaksin Indonesia mampu dipasarkan secara masif oleh negara-negara OKI dan dunia, sekaligus mendorong kemajuan negara-negara Islam.
"Pada akhirnya, workshop ini diharapkan menghasilkan pemikiran-pemikiran dalam mentransformasikan kemandirian negara Islam dalam memproduksi vaksin dan penggunaannya bagi kemanfaatan dan kesehatan manusia," terang Fahrurozi.
VMG telah terbnetuk sejak 2013 lalu di Bandung. Selain dua anggota baru yaitu Turki dan Bangladesh, VMG juga diikuti oleh negara-negara Islam lain di mana beberapa di antaranya ialah Indonnesia, Pakistan, Tunisia, Malaysia, Iran, hingga Arab Saudi. Pertemuan pertama VMG diselenggarakan pada 2014 di Jedah, pada 2015 di Tunisia, dan pada 2016 di Bandung.