Ahad 13 Nov 2016 13:23 WIB

MUI Minta Warga tak Terprovokasi Bom di Gereja Oikumene Samarinda

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nur Aini
Logo MUI
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk pelaku peledakan bom molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur. Tindakan tersebut dinilai bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila.

"Tindakan tersebut dapat mengusik kerukunan hidup umat beragama dan mengancam kebhinekaan dalam NKRI," ujar Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid, Ahad (13/11).

MUI menengarai tindakan tersebut adalah bentuk teror yang dilakukan oleh kelompok yang menginginkan terjadinya kekacauan, distabilitas nasional, dan disintegrasi bangsa Indonesia. Sehingga negara Indonesia menjadi negara yang tidak aman, memcekam, dan menakutkan.

MUI meminta kepada aparat kepolisian untuk bertindak cepat menangkap pelakunya, dan mengusut tuntas motif tindakannya sehingga dapat diantisipasi dampak ikutannya. MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap tenang, tidak terpancing provokasi, hasutan, dan ajakan melakukan tindakan yang melanggar hukum. "Serahkan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat penegak hukum agar bisa ditangani secara cepat, tegas, dan tuntas," kata Zainut. MUI pun menyampaikan rasa simpati kepada korban dan keluarganya, semoga diberikan kesabaran dan kesehatannya segera dipulihkan  kembali.

Seperti diberitakan sebelumnya, bom molotov meledak di depan gereja Oikumene di Jl Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Lo Janan Ilir, Samarinda, Kaltim, pagi tadi. Ledakan bom molotov tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WITA di halaman gereja ketika jemaat baru saja usai melaksanakan ibadah. Baca juga: Ledakan Diduga Bom di Samarinda Lukai 4 Orang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement