REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar kaum mayoritas di Indonesia melindungi kaum minoritas. Juga sebaliknya mereka yang minoritas menghormati mereka yang mayoritas.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara bertajuk Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ulama Rakyat "Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa" yang dihadiri ribuan orang termasuk para ulama, habaib, dan kiai di Ecovention, Ancol, Jakarta, Sabtu.
"Saling menghargai, saling menghormati, sebab kalau tidak, tidak akan sambung," katanya.
Upaya saling hormat dan menghargai itulah yang disebutkannya akan mendatangkan kedamaian di Tanah Air. "Kita selalu ingin menikmati indahnya kedamaian, indahnya persaudaran di tengah keberagaman kita, karena ini anugerah Allah kepada kita," katanya.
Hal serupa sempat disampaikan Presiden sehari sebelumnya saat memberikan pengarahan kepada para prajurit marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. "Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik dalam bingkai persatuan Indonesia, dalam bingkai NKRI. Banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu mengelola perbedaan dan menjaga kemajemukan," kata Presiden ketika itu.
Pada Sabtu (12/11), Presiden menghadiri acara yang digelar oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu sebagai salah satu upaya partai tersebut untuk menyejukkan umat dalam suasana perpolitikan yang dianggap semakin memanas dalam beberapa pekan terakhir.
Sejumlah menteri yang turut mendampingi Presiden dalam kesempatan itu di antaranya Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, dan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri. Sementara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan beberapa ulama juga tampak hadir dalam acara tersebut.