Jumat 11 Nov 2016 10:48 WIB

Ini Komentar Ahok Soal Aksi Bela Islam Jilid III

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) melakukan unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) melakukan unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahja Purnama, tak mau ambil pusing terkait akan adanya aksi bela Islam jilid III yang akan dilakukan pada tanggal 25 November nanti.

"Saya tidak tahu, makanya saya bilang kalau pakai aksi kayak gitu seperti memaksa hukum," kata Ahok di kediamannya, Kamis (10/11) malam.

Menurut Ahok, bila dilihat dari mata hukum, gelar perkara terbuka yang akan dijalankan Ahok dalam kasus penistaan agama sudah paling tepat. Ia pun menyamakan dengan Rapat Pimpinan yang ia pimpin sewaktu menjadi Gubernur DKI Jakarta yang selalu digelar secara terbuka dan transparan. "Polisi sudah bilang, gelar perkara saya itu dibuat terbuka, tapi saya lihat sebagian orang tidak setuju," ucap Ahok.

Padahal, sambung Ahok, bila dibuat secara terbuka, masyarakat bisa melihat apakah ada intervensi atau tidak selama gelar perkara.

"Dan mengapa saya begitu yakin harus terbuka, saya tidak tahu kalau tertutup semua orang bisa ribut. Anda nyatakan saya bersalah pun, pasti kelompok saya merasa saya dikorbankan. Tapi kalau Anda buka, polisi tetapkan saya naik ke penyidikan, orang saya pun bisa maklum," jelasnya.

Ia pun yakin, setiap manusia memiliki hati nurani dan bisa mengetahui apakah dirinya benar bersalah atau tidak dengan gelar perkara terbuka. "Saya percaya, Tuhan akan pelihara negeri ini. NKRI ini, kita pernah ngalamin G30S PKI dan Tuhan pun selamatkan dengan kesaktian Pancasila. Kita betul-betul sakti," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement