REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan atas pernyataannya yang bernada provokatif saat terjun ke tengah-tengah massa aksi damai 4 November di depan Istana Negara, Jumat (4/11).
Pernyataan Kapolda yang akrab dipanggil Iwan Bule tersebut kini telah banyak beredar di media sosial. Dalam video itu, Iriawan diduga telah melontarkan pernyataan-pernyataan yang justru bernada provokatif kepada massa FPI untuk menyerang massa HMI yang tengah tersulut emosinya.
"Kalimat-kalimat yang nuansanya lawan HMI, kejar HMI, tangkap HMI itu yang kita sayangkan keluar dari Kapolda Metro Jaya," ujar Presidium Majelis Nasional KAHMI, MS Kaban, Rabu (9/11).
Selain menyayangkan pernyataan Kapolda tersebut, KAHMI juga akan terus mengawal proses penegakan hukum yang dilaksanakan kepolisian terhadap kader HMI yang telah di tangkap di Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
"KAHMI akan mengawal proses hukum kader HMI dan akan memberikan bantuan hukum agar proses hukum berkeadilan," kata Kaban.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah mengklarifikasi soal video viral yang berisi bahwa Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan telah memprovakator massa FPI saat demo 4 November, Jumat (4/11). Hal ini disampaikan Kabid Humas Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono.
"Terkait dengan video viral Kapolda, itu Kapolda menyampaikan saat selesai demo, ditanya teman-teman dari FPI beliau menyampaikan, kenapa itu tak kalian tangkap. Itu bukan provokasi. Itu sudah selesai semuanya (kericuhannya)," ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/11).