Rabu 09 Nov 2016 18:44 WIB

Ahok Bantah Rahasiakan Lokasi Kampanye karena Takut

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua,  Basuki Tjahja Purnama hari ini tidak melakukan blusukan seperti biasanya.  Padahal, agenda Ahok pada Rabu (9/11) pagi sudah dijadwalkan.

Namun, lokasi tempat blusukan Ahok terkesan rahasia sejak penolakan di Rawa Belong pekan lalu.  Tidak seperti calon lainnya yang sudah menentukan tempat blusukannya sehari sebelumnya.  Saat blusukan  pada Selasa (8/11) di Petojo Utara, Gambir Ahok menungkapkan pemilihan tempat blusukannya  sesuai dengan sms pengaduan warga yang ia terima di nomor pribadinya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menampik anggapan kalau dirinya seperti merahasiakan lokasi blusukannya lantaran takut adanya penolakan dari warga seperti kasus di Rawa Belong, pekan lalu.

"Gak dirahasiakan juga, ini sebenarnya pola yang saya pakai waktu sama pak Jokowi. Kami tidak mau mengikuti titik-titik yang ditentukan oleh partai," katanya.

Karena, sambung Ahok, bila dirinya mendatangi tempat blusukan sesuai arahan partai bisa saja partai mengarahkan ke tempat-tempat yang tidak ada masalah. "Bisa saja di tempat itu banyak yang memang milih, yang merupakan konstituennya. Saya gak mau seperti itu," jelas Ahok.

Pada Selasa (8/11) pagi Ahok melakukan blusukan ke dua tempat di kelurahan Gambir, Jakarta Pusat. Pertama di Kelurahan Petojo Utara dan lokasi kedua di Kelurahan Petojo Selatan.

Saat berada di Petojo Utara sambutan warga sangat antusias.  Namun, saat berada di Petojo Selatan ada beberapa warga yang membawa keranda jenazah saat Ahok baru sampai di sana. Entah apakah di dalam keranda berisi jenazah, yang jelas di sekitar wilayah tersebut memang ada warga yang baru saja meninggal. Namun, anehnya sang warga yang membawa keranda tersebut sempat ada yang berteriak.

"Kami Tidak Terima Ahok".

Selain itu, ada beberapa pengendara sepeda motor membawa bendera kuning sambil memainkan knalpot motor dan berteriak hal yang sama "Kami Tidak Terima Ahok",  para pengendara tersebut sempat melewati rombongan blusukan Ahok. Namun, keadaan tersebut bisa teratasi oleh 60 polisi yang menjaga pengamanan blusukan Ahok.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement