Selasa 11 Apr 2017 11:12 WIB

Jelang Pilkada DKI, MUI Imbau Paslon tak Sebarkan Ketakutan

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
 Seorang warga melihat video kampanye calon pasangan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama di media internet, Senin (10/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Seorang warga melihat video kampanye calon pasangan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama di media internet, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau agar masing-masing pasabgan calon tidak menyebarkan ketakutan di Ibu Kota. Apalagi, belum lama ini muncul isu SARA dalan video kampanye salah satu paslon.

Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis mengatakan, seharusnya setiap calon selalu mengedapankan edukasi politik terhadap masyarakat, sehingga Pilkada DKI dapat berjalan damai.

"Di Pilkada hendaknya semua paslon mengedepankan edukasi politik dalam berkampanye. jangan menyebarkan ketakutan," ujar Cholil kepada Republika.co.id, Selasa (11/4).

Menanggapi munculnya video kampanye paslon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, pengurus MUI asal Madura ini menilai, isi video tersebut kurang elegan.

"Karena kejadian tahun 1998 tak ada hubungannya dengan etnis dan keberagaman. Umat Islam tak ada yang anti keragaman dan benci pada etnis tertentu," ujarnya.

Karena itu, Cholil berharap agar masing-masing paslon di Pilkada DKI putaran kedua ini tidak hanya sekedar mengusung pro kehinekaan, tapi harus diwujudkan dalam tindakan.

"Calon yang masing-masing pro kebinekaan saya berharap tak hanya selogan tapi mampu merealisasikannya. Hal ini juga bisa dinilai dari materi dan bentuk kampanyenya," kata Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement