REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendikiawan Syafii Maarif mengaku dalam dua hari ini dia berdialog dengan penasihat MUI, Didin Didin Hafidhuddin terkait putusan soal Ahok. Didin, kata Syafii, marah dan tersinggung dengan tulisannya yang dianggap tendensius. MUI juga dianggap tersinggung dengan Buya Syafii.
"Saya katakan gini, 'pak ustaz dalam Al Maidah 8 disebut orang tak boleh berlaku tidak adil kepada orang yang kita benci dan musuhi. Harus bersikap adil. Alquran mengatakan hal itu'," ujarnya dalam sebuah acara televisi, semalam.
Syafii menjelaskan, Ahok siap dipenjara jika melakukan salah. Namun jangan dihukum dulu. Karena itu tak bisa seseorang menyerukan agar Ahok dtangkap dan dipenjara. Ini di luar hukum yang berlaku. "Memang kita negeri rimba," katanya.
Ia pun mengimbau semua pihak agar menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Buya Syafii Ma'arif membantah jika ia kenal dekat dengan Gubernur DKI pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia hanya kenal sekadarnya saja tidak seperti digambarkan orang-orang.
"Saya hanya kenal sekadarnya saja, kan orang bilang saya kenal dekat dengan Ahok. ndak. Saya hanya kenal sekadar," ujar Syafii.
Syafii mengakui ia berbeda pendapat dengan MUI yang menyebut Ahok telah menghina Alquran dan ulama. Ia telah berkali-kali melihat rekaman, tapi melihat tak ada pelecehan. Buya pun menekankan sikapnya tak ada hubungan dengan pra reklamasi.
"Saya memang berbeda banyak orang, tapi yang sesauai dengan saya banyak tapi tak berani menyampaikan," tuturnya.
Baca juga, Buya Syafii Maarif: Saya Hanya Kenal Ahok Sekadar Saja.
Buya mengakui, sikapnya yang berbeda itu membuat ia mendapat banyak kecaman dari sana-sini. Apalagi setelah ia mengatakan, Ahok tak jahat.