REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Kumdang MUI dan Bendahara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Muhammad Luthfie Hakim mengatakan berita akhir-akhir ini, merupakan rekayasa kaliber raksasa untuk mencoba membalik paksa pendapat masyarakat luas bahwa Basuki Tjatjaha Purnama atau Ahok sama sekali tidak menistakan agama. Pembalik-paksaan tersebut, menurutnya dilakukan dengan dua cara.
“Pertama mengangkat isu lama tapi seolah baru tentang transkrip ucapan ahok, seolah-olah karena kesalahan transkrip itu lah lantas menyulut kemarahan umat Islam secara salah arah dan seolah-olah hanya Buni Yani saja yang telah mendengarkan langsung ucapan Ahok di Kepulau Seribu itu --sebuah pendapat yang keliru atau bodoh,” kata Luthfie dalam siaran persnya, Ahad (6/11).
Yang kedua, kata Luthfie, dengan membenturkan pendapat antara pernyataan Ahok yang otentik, berbunyi "jangan mau dibohongi pakai Alquran Al Maidah 51" dengan pernyataan ahok yang tidak otentik, yang tidak ada kata ‘pakai’. Luthfie mengatakan seolah-olah masyarakat luas tidak pernah tahu atau mendengar ucapan Ahok yang otentik, dan seolah-olah pula ucapan Ahok yang otentik dengan menggunakan kata ‘pakai’ tidak menodai agama Islam.
“Padahal mudah sekali kita cek di Youtube (misal Pernyataan Lengkap Ahok Saat Sebut Surat Al-Maidah Ayat 51, dll.), mereka yang telah menyimak secara langsung ucapan Ahok berbunyi, ".....akan dibohongi pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu..." , dan dilanjutkan ucapan Ahok berbunyi, "....Jadi babak-ibu perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa...." , sudah mencapai lebih dari 400 ribu orang. Ini belum lagi dijumlahkan dengan mereka yang mendengarkan dari jalur lain, diyakini sudah mencapai jutaan orang,” tutur Luthfie.
Menurut Luthfie, pernyataan tersebut memperlihatkan Ahok menuduh umat Islam untuk tidak memilih dia karena dibohongi pakai Al Maidah 51 dan dibodohin agar takut masuk neraka. Menurutnya pernyataan tersebut jelas suatu bentuk penistaan agama baik itu menistakan para penceramah ulama, ustaz, atau siapapun saja, atau menistakan Alquran.
Seolah-olah, lanjut Luthfie, Alquran sebenarnya tidaklah melarang umat Islam untuk memilih dirinya sebagai seorang non-Muslim dalam Pilkada DKI. Padahal, kata Luthfie, Alquran sangat keras melarang.
“Untuk itu saya memperingatkan diri saya sendiri dan kalian semua wahai umat Islam, "dan janganlah kalian menukar perjanjian kalian dengan Allah dengan harga yang murah, sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui," kata Luthfie mengutip Alquran surat 16 ayat 95.