REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian menegaskan tidak akan ada penembak jitu atau sniper dalam aksi damai ormas Islam di Istana Negara, Jumat (4/11), besok. Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono usai mengikuti pengajian bersama Ustaz Arifin Ilham di Masjid Polda Metro Jaya, Kamis (3/11).
Awi menegaskan, pihaknya tidak akan mengerahkan sniper walapun ribuan massa aksi akan memadati ibu kota untuk menuntut proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Nggak ada, tidak ada itu (sniper)," ujar Awi kepada wartawan.
Awi menuturkan, terkait dengan pengamanan aksi damai itu, Polri telah bekerja sama dengan TNI. Ribuan personel gabungan pun, kata dia, juga sudah disebarkan ke sejumlah titik-titik rawan, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
"Ada titik-titik yang kita BKO-kan, nama sispam kota," katanya.
Titik yang mendapat pengamanan aparat di antaranya kantor Bareskrim di KKP, Istana Negara, silang Monas, Balai Kota, Patung Kuda, DPR/MPR, Mall Atrium Senen, Pasar Tanah Abang, Lapangan Banteng. Kemudian di Katedral, simpang Harmoni, Tanjung Duren, Taman Sari, Penjaringan, PIK, Mangga Dua, MOI, Pertamina Pelumpang, Kebayoran Baru, Kuningan, Kramat Jati, Jatinegara, Bandara Soetta, Mabes Polri, PTIK dan Mapolda Metro Jaya.
Polda sudah menyiapkan kurang lebih 18.000 personel gabungan TNI dan Polri untuk mengamankan aksi tersebut. Bahkan, menurut dia, TNI dan Polri juga sudah menyiapkan cadangan jika misalnya perlu penambahan personel.
"Kita seperti pak Kapolri kemarin sampaikan, sekitar kurang lebih masih 18.000 personel, kita sudah update tapi untuk cadangan-cadangan yang dikomandoi di Polda di Mabes Polri kalau diperlukan kita dorong untuk perkuatan kita akan tambah, karena sampai sekarang keuatan massa masih update terus," kata Awi.