REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Bali setidaknya menyiagakan 3.800 personel dibantu TNI dan pecalang (petugas keamanan desa adat) untuk mengawal pelaksanaan Sidang Umum Interpol ke-85. Sidang interpol terbesar di dunia itu rencananya akan dilaksanakan 7-10 November 2016 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua.
"Acara ini akan dihadiri lebih dari 2.000 peserta dari 190 negara anggota Interpol di dunia," kata Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto di Denpasar, Rabu (2/11).
Acara ini, kata Sugeng, rencananya akan dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri para petinggi kepolisian tingkat dunia. Mereka akan membahas sejumlah masalah penting, seperti kejahatan internasional terorisme, narkotika, kriminal siber hingga perdagangan manusia yang melibatkan lintas negara.
Sugeng mengatakan perhelatan akbar ini membutuhkan dukungan masyarakat. Indonesia harus menunjukkan sikap disiplin, tanggung jawab, profesionalisme, serta keramahtamahan.
Bali sebagai tuan rumah akan mendapatkan imbas positif, khususnya sektor pariwisata. Pelaksanaannya juga menunjukkan Bali adalah daerah aman untuk perhelatan dunia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol Anak Agung Made Sudana mengatakan pengamanan sidang mengedepankan kegiatan preventif, didukung preemtif, intelijen, penegakan hukum, kuratif, dan rehabilitasi. Tujuannya adalah mengamankan seluruh rangkaian sidang, serta mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban kondusif.
"Mabes Polri juga mendukung dengan 387 personel," katanya.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan aparat telah mengadakan Apel Gelar Pasukan Opspam Puri Agung VII-2016 di Lapangan Niti Mandala Renon. Apel ini dalam rangka pelatihan untuk pengamanan sidang umum interpol. "Ini adalah event besar dan langka. Kita harus menunjukkan ke dunia internasional Bali adalah tuan rumah yang baik," katanya.