Jumat 14 Oct 2016 19:06 WIB

Psikologi UAD Siap Dampingi Korban Kanjeng Taat Pribadi

Rep: Yulianingsih/ Red: Fernan Rahadi
Dimas Kanjeng, Taat Pribadi
Foto: Antara
Dimas Kanjeng, Taat Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Clinic for Community Empowerment (CCE) Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta siap memberikan pendampingan pada korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Pendampingan yang dilakukan lebih pada pemulihan dan penguatan psikologi korban.

Direktur CCE Fakultas Psikologi UAD, Hadi Suyono mengatakan, korban Dimas Kanjeng memang membutuhkan pendampingan psikologi karena selain mengalami kerugian material, para korban juga mengalami beban psikologis baik terhadap keluarga dan lingkungannya.

"Pendampingan itu memang dibutuhkan dan kami siap bagi korban yang membutuhkan pendampingan psikologi. Ini juga bentuk coorporate social responsibility UAD," ujarnya, Jumat (14/10).

Menurutnya, korban Dimas Kanjeng di Indonesia termasuk di DIY memang cukup banyak. Namun tidak semua korban mau melaporkan hal tersebut ke polisi. Hal itu menjadi beban dalam kehidupannya. Beban tersebut juga akan berpengaruh terhadap diri dan lingkungannya. 

Perguruan Tinggi menurutnya, juga harus ikut berpartisipasi melakukan penguatan masyarakat (komunitas) melalui pendampingan korban tersebut. Langkah ini diharapkan juga bisa memberikan dampak pencegahan terhadap kejadian serupa. 

Elli Nurhayati, Dewan Pakar ECC Fakultas Psikologi UAD mengatakan, munculnya kasus penipuan berkedok penggandaan uang melalui sejumlah ritual terjadi sudah berulang kali di Indonesia. 

"Gaya hidup konsumtif menjadi pemicu. Banyak orang pingin cepat kaya secara instan sehingga mudah diiming-imingi," katanya.

Selain itu kata dia, kurangnya role model dalam masyarakat juga membuat sikap masyarakat mudah goyah. "Saat ini anak muda kita yang diidolakan artis, akibatnya haya hidup juga banyak meniru. Hal ini membuat orang mudah dipengaruhi," katanya.

Karenanya kata dia, ke depan penguatan masyarakat melalui pemahaman keagaaan yang benar dan role model dari lingkungan terkecil secara baik dan benar diharapkan bisa mencegah kejadian serupa. "Upaya preventif melalui penguatan masyarakat ini lebih penting karena dampaknya akan meluas," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement