REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan bakal Cawagub Sandiaga Uno berkomitmen menjalankan demokrasi "sejuk" yang berarti menganggap lawan politiknya di Pilkada 2017 sebagai mitra mereka.
"Bangsa ini sudah terlalu lama dipecah-belah sehingga saya dengan Mas Anies berkomitmen untuk mengedepankan demokrasi sejuk," katanya di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (29/9).
Menurutnya demokrasi sejuk lebih dimaksudkan sebagai sinergi atau penyatuan kekuatan, bukan kemudian memecah belah bangsa.
"Sikap ini menyatakan pasangan lain bukanlah lawan, tapi mereka adalah mitra demokrasi," ujarnya.
Sandi mengungkapkan alasan demokrasi sejuk dipilih sebagai langkah politik adalah karena dirinya menilai Ibu Kota sudah memiliki banyak permasalahan sehingga pihaknya kemudian berkomitmen menyatukan semua elemen yang ditujukan untuk membangun Jakarta.
"Kami juga berkomitmen untuk menjaga demokrasi ini menjadi festival gagasan dan kinerja serta tidak ingin terpancing dengan isu SARA," ucapnya.
Ia berpendapat kandidat yang kemudian terpancing dengan isu SARA tidak akan mendapat nilai lebih di mata publik, melainkan membuat suasana semakin panas dan berbahaya.
"Kita sudah mengalami Pemilu Presiden yang membanggakan pada 2014, di mana dua kubu langsung bersahabat. Ini yang diuji lagi di Plikada DKI," katanya.