Rabu 24 Jan 2018 14:52 WIB

100 Hari Anies-Sandi: Merealisasikan Janji Kampanye

Perlahan-lahan Anies-Sandi merealisasikan program yang dijanjikan pada masa kampanye.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berbincang disela rapat pengenalan SKPD di Ruang Pola Blok G, Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/10).
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berbincang disela rapat pengenalan SKPD di Ruang Pola Blok G, Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seratus hari sudah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memimpin DKI Jakarta. Sejumlah program yang dijanjikan pada masa kampanye pun perlahan-lahan mulai ditepati. Salah satunya program rumah DP 0, yang meski awalnya banyak yang tidak yakin program itu bakal terealisasi.

Namun, bukan pemimpin jika tidak dihajar kritik. Meski banyak yang memuji kinerja Anies-Sandi, tidak sedikit yang mengkritik kebijakan Anies-Sandi. Di sosial media misalnya, sejumlah warganet mengkritik kebijakan Anies-Sandi menata pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang. Kebijakan itu dinilai menabrak aturan, menyalahi Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Dikritik, Anies justru menanggapinya dengan santai. “Tanah pemprov saja bisa dipakai untuk mal, tanah negara dipakai mal. Kenapa rakyat kecil mau pakai jadi ribut? Kenapa rakyat kecil mau pakai tanah negara jadi ramai? Tanah negara dipakai buat mal kita semua diam, tanah negara dipakai buat gedung-gedung besar kita diam, kenapa tanah negara dipakai untuk rakyat kecil malah ramai? Kita semua berpihak pada siapa sih? Berpihak pada rakyat kecil rakyat kebanyakan atau berpihak pada yang besar-besar?"

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu melanjutkan, "Saya tegas, kita mau berpihak pada rakyat kecil. Kita cari caranya supaya aset pemda yang begitu besar ini dimanfaatkan untuk rakyat kecil. Bukan sekedar untuk yang besar-besar. Kalau mau reklamasi dicari caranya supaya mudah. Bahkan aturan pun diterabas. Tapi untuk rakyat kecil semuanya terikat aturan. Anda ini berpihak pada siapa sih? Berpihak pada rakyat kecil atau berpihak pada yang gede? Kami mau berpihak pada rakyat kecil!”

photo
Suasana warga yang melihat-lihat barang distan pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin (25/12).

Selain kritikan, Anies-Sandi yang dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017 lalu itu juga kebanjiran pujian. Realisasi janji pertama yang langsung menjadikan mereka sebagai newsmaker adalah menutup atau tidak memperpanjang izin Griya Pijat Alexis.

Walau dipuji, tidak membuat Sandiaga besar kepala. Wagub yang gemar berolahraga itu dengan rendah hati mengaku belum ada yang dicapai dalam 100 hari bekerja. Menurut dia, masih banyak hal yang perlu dibereskan pada 100 hari kerja.

"Banyak banget PR. Belum ada (pencapaian)," kata Sandiaga di Balai Kota, Selasa (23/1).

Menurut Sandiaga, permasalahan di Jakarta kian hari kian kompleks. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Menurut saya pribadi, bukan saatnya kita untuk menepuk-nepuk dada," kata dia.

Ia tak ingin pencapaian dia dan Anies hanya dinilai dalam 100 hari kerja. Setelah 100 hari, ia ingin semangat untuk bekerja semakin tinggi.

"Fokusnya di lapangan kerja, fokusnya di pendidikan dan bagaimana di Jakarta itu hidup lebih terjangkau harganya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement