REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemilihan Bupati Buleleng 15 Pebruari tahun depan diperkirakan berlangsung seru. Pasalnya dua kader banteng akan beradu pengaruh di tengah masyarakat pemilih di kabupaten utara Pulau Bali itu.
Dua pasangan calon itu adalah penjabat bupati Buleleng Agus Suradnyana-Nyoman Sucindra yang ditantang Bendahara DPD PDIP Bali, Dewa Nyoman Sukrawan, yang berpasangan dengan Gede Dharma Wijaya.
Dalam pilbub kali ini, penjabat bupati Buleleng diusung PDIP dan Partai Nasdem, sedangkan Sukrawan-Dharma menggunakan jalur perseorangan. "Iya, kami sudah menerima pendaftaran kedua pasangan calon itu," kata Ketua KPUD Buleleng, Gde Suardana.
Kepada Republika, Senin (26/9), Suardana mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan verifikasi persyaratan pasangan calon yang mendaftar. Baik terhadap kelengkapan administrasi pasangan calonnya, maupun keabsahan partai pendukungnya. KPUD Buleleng jelas Suardana, sedang melakukan verifikasi terhadap keabsahan dukungan partai pengusung, apakah memang mereka DPC yang sah.
Menurut Suardana, sampai penutupan pendaftaran pasangan calon, tidak ada lagi pasangan calon yang mendaftar. Dengan demikian, ungkap Suardana, hanya dua pasangan calon itu yang akan ikut pilkada Buleleng. Tetapi sebutnya, hal itu sangat tergantung pada proses verifikasi, apakah pasangan calon bisa melengkapi persyaratan administrasinya.
"Kita sedang melakukan verifikasi, apakah kedua pasangan calon telah memenuhi persyaratan yang diperlukan. Kalau tidak memenuhi persyaratan ya akan dicoret dari pencalonan," katanya.
Sukrawan yang melaju lewat jalur independen, harus menyerahkan sebanyak 43.000 dukungan. Mantan Ketua DPC PDIP Buleleng selama dua periode itu, pernah menjadi Ketua DPRD Buleleng. Dalam pemilihan Gubernur Bali 2013 lalu, Sukrawan maju sebagai calon wakil gubernur, mendampingi Cok Puspayoga yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi.