Senin 26 Sep 2016 12:37 WIB

Status Gunung Bromo Dinaikkan Menjadi Siaga

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Gunung Bromo di Jatim
Gunung Bromo di Jatim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan aktivitas Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur terus meningkatkan aktivitasnya. 

Sutopo mengatakan berdasarkan data pengamatan dan analisa data kegempaan, visual, dan potensi bahaya erupsi maka terhitung Senin (26/9) pukul 06:00 WIB PVMBG menetapkan tingkat aktivitas Gunung Bromo dinaikan dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).

"Konsekuensi dari kenaikan status Siaga maka masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengujung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Gunung Bromo. Wisatawan tidak boleh mengunjungi obyek wisata puncak kawah Bromo dan Lautan Pasir," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (26/9).

Sutopo menjelaskan selama periode 1-25 September 2016 gempa yang terekam adalah Gempa Tremor menerus yang amplituda maksimum berfluktuatif berkisar 0,5 sampai 23 mm dengan dominan 1  sampai 3 mm, Gempa Hembusan, Gempa Vulkanik Dangkal (VB), dan Gempa Vulkanik Dalam (VA). Sejak 24 September 2016 terjadi peningkatan signifikan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang mencapai jumlah 63 kejadian dan kejadian tremor menerus hari ini sejak pukul 13:00 WIB. 

"Selama periode September 2016 terdengar suara gemuruh dari kawah G. Bromo, diikuti oleh keluarnya asap tebal dari lubang kawah dengan tinggi 50-900 m, dan teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah," kata Sutopo.

Sutopo menuturkan seismik pada Ahad (25/9) menunjukkan tremor vulkanik menerus dengan amplituda dominan 4 mm. Aktivitas kegempaan, yang didominasi oleh Gempa Vulkanik Dangkal (VB), getaran tremor, dan deformasi yang menunjukkan kecenderungan inflasi. 

Sutopo mengatakan potensi erupsi magmatik menerus masih dapat terjadi. Erupso ini dapat disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa  hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi.

Sutopo menghimbau dalam status siaga, masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung atau wisatawan tetap tenang dan agar tidak memasuki kawasan dalam radius 2.5 km dari kawah aktif Gunung Bromo. 

"Masyarakat di sekitar Gunung Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Bromo, dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus dan lebih besar," katanya.

Sutopo mengatakan BNPB terus melakukan koordinasi dengan PVMBG, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BPBD Probolinggo, Malang dan Pasuruan tentang aktivitas Gunung Bromo. Ia menyatakan sampai saat ini belum perlu ada pengungsian. 

"Di dalam radius 2,5 km adalah lautan pasir dan tidak ada permukiman," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement