REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan aktivitas Gunung Bromo cenderung menurun. Kesimpulan itu didapat berdasarkan pengamatan selama beberapa hari terakhir.
"Aktivitas embusan abu vulkanik Bromo masih fluktuatif, tetapi cenderung menurun dan visual warna asap sudah cenderung berwarna putih atau tidak coklat/hitam lagi seperti beberapa waktu lalu," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat.
Berdasarkan data yang diterima dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Bromo, menurut dia, aktivitas Gunung Bromo pada 5 April 2019 pukul 00.00-06.00 WIB tercatat secara meteorologi bercuaca cerah, berawan, dan tampak mendung. Angin bertiup di gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) itu lemah ke arah utara, timur laut, dan barat laut dengan suhu udara 12-16 derajat celsius, kelembapan udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Secara visual, Gunung Bromo terlihat jelas hingga kabut 0-III, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang, teramati berwarna putih, kelabu, dan coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 300-800 meter di atas puncak kawah. Hujan abu vulkanik di PPGA Bromo dan bau belerang ringan juga tercium di sekitar pos pantau setempat.
"Untuk kegempaan, tercatat gempa vulkanik dalam sebanyak tiga kali dengan amplitudo 5-25 mm dengan durasi 21-31 detik, dengan tremor menerus (microtremor) yang terekam dengan amplitudo 0,5-5 mm (dominan 1 mm)," tutur Hendra.
Sementara untuk laporan aktivitas pada 5 April 2019 pukul 06.00-12.00 WIB, di Bromo terpantau cuaca cerah, berawan, dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah utara, barat, dan barat laut dengan suhu udara 12-17 derajat celsius, kelembaban udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
"Secara visual, Gunung Bromo terlihat jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih, kelabu, dan coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan ketinggian 50-700 meter di atas puncak kawah," katanya.
Untuk kegempaan, menurut Hendra, terekam gempa tremor menerus (Microtremor) dengan amplitudo 0,5-10 mm (dominan 1 mm). Status Gunung Bromo masih tetap pada Level II atau waspada sehingga masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak mendekati radius satu kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
"Kami imbau masyarakat dan wisatawan mematuhi rekomendasi itu sebagai batas aman dari aktivitas Gunung Bromo yang masih fluktuatif," katanya.
Gunung Bromo yang berada di empat perbatasan, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang masih tetap aman dikunjungi wisatawan dengan radius aman satu kilometer dari kawah aktif gunung itu.