Senin 26 Sep 2016 10:06 WIB

Mereka yang Memilih Bertahan di Tenda Lusuh Rawa Jati

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Tenda dadakan milik pengungsi korban gusuran Rawa Jati, Jaksel.
Foto:
Seorang anak bermain sepeda di area rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (11/9). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

Menurut Murni, fasilitas yang tersedia di Rusun Marunda sudah cukup lengkap. Dengan subsidi pemerintah hingga 50 persen, warga akan mendapat pelayanan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

“Sudah lengkap semua di sini fasilitasnya, ada lapangan olahraga, masjid, gereja. Untuk kebersihan dan keamanan juga enggak harus bayar lagi. Sudah ada pekerja harian lepas (PHL) dari dinas perumahan,”

Namun, Murni mengakui belum semua tingkat sekolah di Rusun Marunda ada. Baru ada SMP dua kelas di blok C1. Sementara SD dan SMA berada di luar area Rusun.

Selain itu, fasilitas yang kurang dari Rusun Marunda adalah tempat untuk usaha. Menurutnya lokasi untuk usaha yang ada di lantai dasar gedung masih berantakan dan tidak dapat menampung semua warga yang ingin berjualan.

“Banyak warga sini yang mata pencahariannya dagang, tapi enggak dapet tempat. Lapak jualan di lantai dasar gedung juga harus dirapikan agar enggak semrawut kayak sekarang ini, biar gedung keliatan enggak kumuh,” kata Murni.

Rusun Marunda memiliki 26 gedung yang terdiri dari cluster A sebelas gedung, cluster B sepuluh gedung, dan cluster C lima gedung. Tampilan luar setiap gedung hampir serupa, dengan cat luntur dan terkelupas yang menampilkan kesan kumuh. Jarak antar gedung tak lebih dari 15 meter.

Warga relokasi yang datang dapat mengambil kunci dengan sistem undi. Mereka tidak dapat memilih gedung yang mereka ingin. Namun, mereka boleh meminta untuk pindah ke lantai bawah jika memiliki balita.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement