Kamis 08 Sep 2016 17:20 WIB

Ganjil-Genap Masih Menyisakan Banyak Masalah

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ilham
Pelaksanaan pembatasan kendaraan sistem ganjil genap di MH Thamrin, Jakarta Pusat
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pelaksanaan pembatasan kendaraan sistem ganjil genap di MH Thamrin, Jakarta Pusat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penertiban peraturan lalu lintas ganjil-genap telah berlangsung sejak 30 Agustus 2016. Memasuki pekan kedua, DPRD Provinsi DKI Jakarta beserta Dinas Perhubungan DKI Jakarta (Dishub DKI Jakarta) dan Ditlantas Polda Metro Jaya mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kendaraan nomor ganjil-genap di Provinsi DKI Jakarta di Polda Metro Jaya, Kamis (9/8).

Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar), Ruddin Akbar Lubis mengatakan, sistem ganjil-genap telah mengurangi kemacetan hingga 30 persen di kawasan eks 3 in 1. Hal tersebut, berdasarkan hasil evaluasi Dishub DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya.

“Jadi itu kita akui dari dewan. Cuma yang jadi pertanyaan sistem ganji-genap ini mau mengurangi 30 persen angka kemacetannya, di satu sisi angka kemacetan bertambah parah (di jalur lain),” kata Ruddin, ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (8/9).

Ruddin kemudian memberi contoh di lampu merah Blora Jakarta kerap terjadi kemacetan yang luar biasa. Terlebih saat kereta sedang berhenti menaik atau menurukan penumpang.

“Nah di depannya ada pos polisi. Tapi Alhamdulillah pos polisinya kosong terus. Karena gak ada petugas, padahal hanya beberapa puluh meter dari situ numpuk petugas memelototi plat ganjil-genap. Kan ironi,” katanya.

Ia mengatakan, sebenarnya untuk mengurai kemacetan di Jakarta bisa diselesaikan dengan menempatkan  dua petugas untuk menjaga arus lalu lintas di setiap titik rawan kemacetan. Hal tersebut dinilai sudah cukup membantu.

Permasalahan kedua, menurut Ruddin, ada jalan alternatif yang mengalami kemacetan. Ia contohkan di daerah Thamrin City banyak orang memarkir mobilnya di luar gedung Thamrin City. Tindakan tersebut membawa efek langsung ke arah jalur alternatif Kebon Melati Jakarta Pusat. Di kawasan tersebut sering terjadi kemacetan karena ada parkir liar yang memakan ruas jalan.

“Dishub tidak melakukan penindakan. Jadi sebenarnya untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta bukan (peraturan) ganjil-genap. Ganjil genap itu bagian kecil. Yang penting adalah tindakan dan kontinyu dari Dishub. Gini hari di razia nanti dua minggu di razia lagi. Ada daerah yang enggak dirazia-razia. Udah jelas bikin macet,” katanya.

Disi lain, Ruddin mengemukakan solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan adalah moda transportasi yang mudah, murah, dan nyaman. “Ganjil-genap bagus, cuma jangan semua kepolisian dikerahkan di kawasan ganjil-genap,” ujar Ruddin mengakhiri pembicaraannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement