REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Kabupaten Rokan Hilir menyumbang titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling banyak di Provinsi Riau. Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, total lahan yang terbakar di Rokan Hilir mencapai 215 hektare.
"Dari 85 titik panas di Riau, sebanyak 71 titik terpantau berada di Kabupaten Rokan Hilir. Memang sejak empat hari terakhir titik api dan titik panas paling banyak berada di sana," ujar Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (29/8).
Dia menjelaskan, ada tujuh kecamatan yang mengalami karhutla di Kabupaten Rokan Hilir. Jumlah total lahan yang terbakar seluas 215 hektare. Selain Rokan Hilir, titik panas berada di enam kabupaten lain. Keenamnya yaitu Bengkalis (tiga titik), Dumai (satu titik), Indragiri HIlir (satu titik), Indragiri Hulu (tiga titik), Pelelawan (tiga titik) dan Rokan Hulu (tiga titik).
Tujuh kecamatan yakni Kecamatan Pujud (40 hektare), Kecamatan Rantau Bais (40 hektare), Kecamatan Tanah Putih (25 hektare), Kecamatan Teluk Benoa I dan Kecamatan Teluk Benoa II (masing-masing 40 hektare), Kecamatan Labuhan Tangga (10 hektare) dan Kecamatan Kubu (10 hektare).
Berdasarkan penelusuran tim gabungan, penyebab karhutla di tujuh kecamatan adalah pembakaran secara sengaja. Adapun status lahan yang dibakar beragam, yakni lahan masyarakat, lahan perusahaan yang dikuasai masyarakat, lahan program kemiskinan, lahan kelompok tani, perkebunan warga dan tanah ulayat.
"Pembakaran memang masih disebabkan pembukaan lahan dan mempermudah proses persiapan masa tanam yang baru. Jadi di sini, kesadaran masyarakat setempat sangat berpengaruh," kata Sutopo.
Meski mengalami karhutla terparah, Kabupaten Rokan Hilir telah mengalami hujan lebat pada Senin siang. Menurut Sutopo, kondisi udara di Riau umumnya baik. Jarak pandang pun tidak belum mengalami gangguan secara signifikan. Aktivitas masyarakat, kata dia masih terpantau normal. Hingga Senin sore, belum ada penerbangan yang terganggu akibat kabut asap karhutla.