REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengimbau seluruh elemen masyarakat yang terlibat pelaksanaan Pilkada untuk selalu bersikap dewasa. Masyarakat diminta menjaga keharmonisan dalam berpolitik agar proses demokrasi berjalan secara damai dan bermartabat.
"Saya percaya kita tetap dapat menjaga keharmonisan relasi politik, relasi sosial dan kedewasaan dalam berdemokrasi sebagaimana dua pilkada sebelumnya," katanya di Banda Aceh, Senin (15/8).
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela peringatan 11 tahun perdamaian Aceh yang dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Dalam peringatan puncak 11 tahun perdamaian Aceh itu diisi dengan tausiah yang disampaikan Ustad Arifin Ilham. Ia menjelaskan pada tahun 2017, Provinsi Aceh akan melaksanakan Pilkada serentak untuk yang ketiga kalinya pascaperdamaian Aceh yang terbina setelah perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Zaini mengajak semua komponen masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu untuk bersatu guna menyukseskan pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Aceh. "Kita boleh berbeda pilihan, tapi persaudaraan tetap dijaga. Mari kita lawan siapa pun yang mencoba mengacaukan pelaksanaan Pilkada di Aceh," katanya.
Ia mengatakan pihak-pihak yang mencoba main paksa dan melakukan cara-cara diluar hukum adalah musuh kita bersama. "Biarkan rakyat bebas memilih sesuai hati nuraninya, dengan demikian rakyat bisa memilih pemimpin melalui proses yang demokratis," katanya.
Zaini juga menyampaikan sebuah pesan dari almarhum Wali Nanggroe, Dr Tengku Hasan Muhammad Di Tiro yaitu Aceh Damai masyarakat sejahtera, dan bermartabat. Pelihara dan pupuk terus perdamaian Aceh. "Semoga Allah meridhai perjuangan kita untuk membangun Aceh yang lebih baik di masa depan. Mari satukan kekuatan, kita bangun Aceh menjadi negeri yang makmur dan sejahtera," kata Zaini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
