REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini disebut-sebut sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Bahkan, pernyataan-pernyataan Wali Kota Risma juga dihubung-hubungkan dengan isu tersebut.
Saat ditanya wartawan terkait beragam tanggapan dari masyarakat dan tokoh politik terkait isu tersebut, Risma enggan berkomentar. Seusai memberi sambutan acara Rapat Kerja Kepala Sekolah se-Surabaya di Convention Hall Jl Arief Rahman Hakim Surabaya, Selasa (9/8) pagi, ia mengingatkan kepada para awak media agar tidak bertanya mengenai isu cagub DKI. “Pancet wae (tetap saja tanya, Red),” ujar Risma sembari menuju mobilnya, Selasa (9/8).
Beberapa waktu yang lalu, pernyataan Risma dalam sambutan di acara pencanangan Kampung KB di RW XII Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir, sempat disalahartikan. Risma menyatakan minta maaf karena sudah berada di akhir bulan Syawal.
Namun, setelah itu Risma justru menanggapi masalah isu permintaan maaf itu dengan konyol. “Kurang lebihnya saya minta maaf karena ada agenda lain. Saya minta maaf. Ini minta maaf, jangan dikira pamitan,” kata Risma saat sambutan seusai pelantikan Majelis Pembimbing, Pengurus, Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Surabaya, di Kantor Pemkot Surabaya, Senin (8/8).
Sebelumnya, Risma selalu menekankan jika ia telah berjanji kepada warga Surabaya untuk menjadi Wali Kota sampai masa jabatannya habis. Ia mengaku sama sekali tidak terpikir untuk maju di Pilgub DKI tahun depan. Ia juga telah menyampaikan janjinya tersebut kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri setelah memenangkan Pilkada Surabaya tahun lalu.
“Karena saya sudah berjanji kepada warga Surabaya untuk menjadi wali kota. Jadi sampai sekarang kepikiran pun saya tidak,” ucap Risma di sela-sela acara buka bersama di Rumah Dinas Walikota Surabaya, Senin (27/6).