Kamis 04 Aug 2016 23:30 WIB

BNPB: Erupsi Gunung Gamalama Masih Berlanjut

 Puncak Gunung Gamalama mengeluarkan asap solfatara terlihat di Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12).  (Antara/Widodo S. Jusuf)
Puncak Gunung Gamalama mengeluarkan asap solfatara terlihat di Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa erupsi Gunung Gamalama terus berlanjut dan hujan abu masih terjadi di beberapa wilayah.

"Otoritas Bandara Babullah di Ternate memperpanjang penutupan bandara hingga Jumat (5/8). Keputusan buka atau tutup bandara disesuaikan dengan kondisi erupsi Gunung Gamalama dan hujan abu besok pagi," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Gamalama PVMBG, Kamis, pengamatan visual pada pukul 06.50 WIT, embusan abu keluar dari kawah puncak bagian timur menuruni lereng Timur.

"Dari pengukuran seismik tidak terekam adanya gempa-gempa vulkanik yang menunjukkan bahwa embusan abu ini merupakan pelepasan tekanan dari energi sisa erupsi sehari sebelumnya," katanya.

Erupsi Gunung Gamalama, kata dia, menyebabkan hujan abu di beberapa kelurahan di Kota Ternate, seperti Kelurahan Salero, Soa Sio, Sangaji, Dufa-Dufa, dan beberapa kelurahan di Kecamatan Ternate Tengah.

"Masyarakat belum perlu mengungsi. Masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Gamalama dalam radius 1,5 kilometer," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kondisi aktivitas masyarakat berjalan normal. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, BPBD Kota Ternate dan unsur pemerintah daerah, kata dia, telah memberikan bantuan masker.

"Total 10.000 lembar masker sudah dibagikan kepada masyarakat. Mobil-mobil tangki dikerahkan untuk menyemprot jalan dan bandara agar tidak tertutup abu vulkanis," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement