REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, siaga darurat erupsi Gunung Gamalama di Ternate Provinsi Maluku Utara akan berlangsung hingga 17 Agustus 2016. Sebab, kondisinya masih fluktuatif, bahkan Bandara Babullah masih ditutup hingga Sabtu (6/8).
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), intensitas kegempaan masih fluktuaktif. Setelah erupsi pada Rabu (3/8) sempat terjadi penurunan di hari berikutnya tapi naik lagi pada malam harinya. Status masih Waspada (level 2) dengan ancaman hingga 1.5 km.
Sementara itu, BMKG melaporkan curah hujan tiga hari ke depan berpeluang sedang sampai tinggi. Arah angin yang berpengaruh terhadap sebaran debu vulkanik masih dari tenggara/selatan sehingga abu Gamalama tersebar ke arah utara dimana terdapat bandara. Dengan potensi hujan, maka perlu diwaspadai juga banjir lahar dingin di sekitar alur alur sungai yang hulunya mengarah ke puncak.
Atas situasi demikian, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, BNPB telah menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan siaga darurat erupsi Gunung Gamalama sebesar Rp 250 juta. “Ini sudah diserahkan oleh Johny Sumbung dan diterima langsung oleh Walikota Ternate Burhan Abdurahman,” ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (5/8).
Selanjutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/POLRI dan Dinkes sudah membagikan masker sebanyak 23.000 lembar kepada masyarakat. BPBD dibantu Damkar dan Basarnas juga sudah melakukan penyemprotan runway bandara Sultan Babullah, Ternate.
Di samping itu, Sutopo menerangkan, Polres Kota Ternate juga telah menyiapkan 132 personel. Kemudian Basarnas menyiapkan 24 personel untuk evakuasi masyarakat jika diperlukan. “Dinsos siap dengan dapur umumnya, mobil dapur umum, beras 20 ton, mie instan, lauk pauk, selimut sedangkan Dinas Kesehatan menyiapkan 58 ribu masker,” kata dia.