Jumat 23 Feb 2024 17:12 WIB

Gunung Gamalama Alami 14 Kali Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik itu menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama.

Gunung Gamalama mengeluarkan asap dan terekam mengalami 14 kali gempa vulkanik dengan amplitudo 4-12 mm. (Antara/Widodo S. Jusuf)
Gunung Gamalama mengeluarkan asap dan terekam mengalami 14 kali gempa vulkanik dengan amplitudo 4-12 mm. (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Pusat Vulkanologi dan Migasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara (Malut), mengeluarkan asap dan terekam mengalami 14 kali gempa vulkanik dengan amplitudo 4-12 mm. Kepala Pusat Vulkanologi dan Migasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan Gunung Gamalama mengalami gempa vulkanik sejak Kamis (22/2/2024).

Dia mengatakan, gempa vulkanik itu menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik, namun hingga saat ini gempa-gempa permukaan masih belum terekam. Menurut dia, Gunung Gamalama sejak Kamis (22/2/2024) hingga Jumat terekam 3 kali gempa hembusan, 4 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 5 kali gempa tektonik jauh. Aktivitas hembusan kawah teramati asap kawah putih tebal dengan tinggi 100-400 meter, angin lemah-kencang ke arah utara.

Baca Juga

PVMBG menyebutkan pada 1-22 Februari 2024 terekam 26 kali gempa hembusan, 2 kali gempa harmonik, 1 kali gempa tornillo, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 34 kali gempa vulkanik dalam, 57 kali gempa tektonik lokal, 181 kali gempa tektonik jauh, dan 2 kali gempa getaran. Aktivitas hembusan kawah teramati hembusan asap kawah putih tipis hingga sedang dengan tinggi 10-100 meter. Angin lemah kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, dan barat.

Secara umum aktivitas Gunung Gamalama tanggal 1 Januari hingga 23 Februari 2024 cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Haimahera. Menurut Hendra, potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1,5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level II (Waspada). Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Gamalama pada Level II (Waspada), maka direkomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement