Selasa 02 Aug 2016 23:05 WIB

Sekolah Semesta Semarang tak Khawatir Guru Turki Ditarik

Sekolah Semesta Bilingual Boarding School Semarang
Foto: http://www.semestaschool.sch.id
Sekolah Semesta Bilingual Boarding School Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Semesta Bilingual Boarding School Semarang menyatakan tak khawatir jika guru-guru asal Turki termasuk yang sekarang ini masih mengajar di sekolah tersebut ditarik.

"Tidak khawatir sama sekali, sebab mereka (guru asal Turki) itu memenuhi semua perizinan," kata Kepala Semesta Bilingual Boarding School Semarang M Haris di Semarang, Selasa (2/8).

Perizinan yang dimaksudkannya, baik keimigrasian dan izin-izin di berbagai kementerian yang diperlukan untuk mengajar, atau dengan kata lain semua guru asing itu memenuhi standar aturan.

Ia menyebutkan ada enam guru asal Turki yang diperbantukan di sekolah yang biasa disebut Sekolah Semesta Semarang itu, yakni untuk jenjang sekolah menengah pertama dan atas (SMP-SMA). "Mereka ini mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Biologi, dan Bahasa Turki. Tiga guru sudah mengantongi izin rekomendasi hingga Desember mendatang," katanya.

Sementara tiga guru asing lainnya memang masih dalam proses rekomendasi, lanjut dia, sehingga digunakan guru asal Indonesia untuk mendampingi mereka sampai turun rekomendasi. "Prinsipnya, setiap guru asing didampingi dua guru asal Indonesia. Jadi, kalau ada permasalahan yang terjadi sudah ada guru pendamping untuk melaksanakan tugasnya," kata Haris.

Sampai saat ini, ia mengakui belum mendapatkan permintaan maupun konfirmasi mengenai pencabutan visa terhadap guru-guru asal Turki di sekolah tersebut, termasuk penarikan ke negara asalnya. "Kalau memang benar, kami sangat menyayangkan. Mereka ini kontribusinya bagus dalam mengajar terhadap anak-anak," ujarnya.

Sebelumnya, Sekolah Semesta Semarang termasuk salah satu dari sembilan sekolah yang disebut dalam pernyataan Kedubes Turki di laman resminya, yakni www.jakarta.emb.mfa.gov.tr, Kamis (28/7).

Pemerintah Turki meminta untuk menutup sekolah-sekolah di Indonesia tersebut yang dinilai berkaitan dengan organisasi di Turki yang dianggap sebagai kelompok teroris.

Kesembilan sekolah itu adalah Pribadi Bilingual Boarding School di Depok, Pribadi Bilingual Boarding School di Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boy's School dan Fatih Girl's School di Aceh, Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement