Selasa 02 Aug 2016 21:38 WIB

Pakar: Risma Masih Galau Hadapi Pilkada DKI Jakarta

Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kiri)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar komunikasi publik Universitas Airlangga, Suko Widodo menilai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masih menunggu respons publik untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Risma sekarang sedang dalam keadaan bingung. Sebenarnya dia mau untuk maju ke Jakarta karena dia juga tidak mengeluarkan perkataan menolak," kata Suko di Surabaya, Selasa (2/8).

Menurutnya sinyal Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk maju dalam pencalonan Pilkada Gubernur DKI Jakarta masih ambigu karena sejauh ini masih belum memberikan kepastian. Bahkan saat ditanya oleh publik pun Risma seolah hanya pasrah kepada jalan Tuhan.

Ia melanjutkan, namun apa yang disampaikan Risma itu adalah sebuah komunikasi politik dengan tujuan negosiasi publik. Ia ingin memancing respons dan reaksi publik.

Selain itu, menurutnya, negosiasi publik itu sengaja ia lakukan karena Risma ingin tahu bagaimana tanggapan dari masyarakat luas jika ia benar akan maju ke Jakarta mencalonkan diri sebagai cagub DKI Jakarta. Sebab Risma sendiri ingin tahu seberapa besar dukungan yang diberikan masyarakat pada dirinya.

"Dia galau. Makanya dia butuh dukungan yang benar-benar kuat. Mulai dari warga masyarakat, ormas, dan juga parpol. Kalau sinyalnya positif maka saya yakin ibu akan maju," ujarnya.

Asumsi itu disampaikan Suko atas dasar statemen yang selama ini selalu disampaikan Risma. Seperti "Biar Tuhan yang menentukan", "Opo ae rek," atau juga "Ono-ono ae awakmu iku". Itu adalah kalimat yang ambigu dan dua makna.

Menurut Suko, kalimat seperti itu bukanlah pernyataan bahwa dia menolak atau tidak suka jika dikabarkan dia akan mencalonkan diri.

"Dia itu mancing respons masyarakat," ucapnya.

Di sisi lain, yang manjadi kebingungan dan kegalauan Risma, menurut Suko, adalah posisinya saat ini di Surabaya masih sangat kuat.

Sedangkan di Jakarta, berdasarkan survei elektabilitas masih beda tipis dengan pesaing lainnya. Risiko jika dia maju nanti dia gagal tentu dia tidak akan mendapatkan kepercayaan sebesar ini di Surabaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement