REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri akan membawa keluarga tujuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi sandera kelompok bersenjata di Filipina. Hal itu terkait adanya informasi keluarga mendapat telepon dari penyandera yang menyatakan akan membunuh para sandera.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengatakan, pemanggilan keluarga korban ke Jakarta untuk mendapatkan informasi lebih detail informasi tersebut.
"Kami mendengar adanya informasi itu dan sedang melakukan konfirmasi kepada keluarga apakah itu benar terjadi," ujarnya, Kamis (28/7).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara khusus telah bertemu Menlu Filipina Perfecto Yasay di sela-sela ASEAN Summit di Vientiane, Laos untuk membahas masalah tersebut. Dalam pertemuan itu, Arrmanatha menjelaskan, keduanya saling bertukar informasi. Kedua negara masih terus menjalin komunikasi dan mencari jalan keluar untuk membebaskan para sandera.
"Sedangkan, keadaan para WNI pekan lalu dalam keadaan baik dan diharap terus seperti itu," ujar Arrmanatha.
Para WNI merupakan Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152 yang disandera di Laut Sulu dalam dua tahap, yaitu pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat dan sekitar 12.45 waktu setempat oleh kelompok bersenjata.