Jumat 22 Jul 2016 15:43 WIB

Pengamat: Sisa Anggota Santoso Sebaiknya Kibarkan 'Bendera Putih'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Kelompok Santoso (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kelompok Santoso (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Pimpinan kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah! Santoso sudah tewas. Hingga kini, sisa anggota kelompoknya masih diburu oleh Satgas Tinombala. Hanya tinggal 16 orang yang tersisa di hutan Gunung Biru.

"Sebaiknya mereka segera turun saja, kibarkan bendera putih. Menyerah," ujar peneliti terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib, Jumat (22/7).

Menurut dia, tidak ada harapan bagi kelompok ini untuk menang melawan ribuan pasukan Satgas Tinombala. Satgas Tinombala menggunakan teknik Attrition Warfare atau yang disebut perang berlarut.

"Jadi pasukan 24 jam di hutan, tidak pulang ke barak, ini benar-benar merepotkan sisa kelompok MIT (Mujahiddin Indonesia Timur) itu," kata Ridlwan.

Apalagi, bahan makanan di hutan juga dihabisi oleh pasukan Tinombala. Mau tidak mau, kelompok ini terdesak dan semakin sulit. Dia menyebut sebelum tewas ditembak, Santoso lengah. Karena kelaparan, dia turun ke pinggir hutan Tambarana dan terkena serbu. Kelaparan membuatnya stres.

Ridlwan juga menyebut tidak ada figur ideologis dalam kelompok itu selepas Santoso. Basri maupun Ali Kalora juga bukan tipe ideolog. "Mereka mau ke hutan karena Santoso, sekarang Santoso sudah enggak ada," kata Ridlwan.

Langkah selanjutnya, Satgas Tinombala bisa meminta anggota keluarga tiga wanita yang ada di dalam hutan untuk membujuk mereka menyerah. Aksi tersebut bisa dilakukan melalui televisi, atau media lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement