REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Produksi ikan tangkap nelayan di sentra nelayan Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pada 2016 turun dibandingkan tahun lalu. Over fishing dan kurangnya fasilitas di tempat pelelangan ikan (TPI) menjadi penyebab terjadinya penurunan tersebut.
Ketua Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra Desa Karangong, Ono Surono menyebutkan, produksi ikan nelayan Karangsong pada 2015 lalu rata-rata mencapai Rp 30 miliar per bulan. Sedangkan pada 2016, produksi ikan tangkap nelayan turun menjadi Rp 25 miliar per bulan.
"Jadi turun sekitar Rp 5 miliar per bulan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya," ujar Ono, saat ditemui di sela acara Nadran Nelayan 2016 di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu (13/7).
Ono menjelaskan, penurunan produksi ikan tangkap nelayan itu disebabkan oleh over fishing di Laut Jawa. Padahal, banyak di antara nelayan di Karangsong yang mencari ikan di perairan Laut Jawa.
Selain itu, lanjut Ono, kurangnya fasilitas di TPI Karangsong juga tidak sebanding dengan meningkatnya jumlah kapal nelayan yang terus bertambah setiap tahun. Akibatnya, banyak nelayan yang akhirnya membongkar hasil tangkapannya di TPI daerah lain.
Selama ini, fasilitas di TPI Karangong hanya mampu menampung pembongkaran 60-70 ton ikan per hari. Padahal, produksi ikan tangkap nelayan bisa mencapai 100-150 ton per hari.
"Jadi kapal-kapal antre selama empat hari sampai satu pekan untuk bisa bongkar tangkapan ikannya di TPI Karangsong," pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi IV DPR RI tersebut.
Ono berharap, pemerintah bisa memperluas TPI Karangsong atau memindahkannya ke lokasi lain yang lebih luas. Dengan demikian, bisa menunjang produksi ikan tangkap nelayan.