Rabu 29 Jun 2016 17:20 WIB

Penggusuran Dinilai tidak Berimplikasi pada Pembangunan

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
Penggusuran rumah warga (ilustrasi)
Penggusuran rumah warga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marlo Sitompul Ketua Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) mengatakkan, penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berimplikasi terhadap apa pun. Ia mencontohkan beberapa penggusuran seperti di Waduk Riau-Riau, Waduk Pluit, Kalijodo, dan Pasar Ikan, Jakarta Utara.

"Kayak di Waduk Riau-Riau sekarang nggak dijadikan apa-apa, Kalijodo juga, perlebaran Sungai Ciliwung, Jakarta tetap saja banjir," kata Marlo, Rabu (29/6).

Marlo mengatakan, penggusuran justru mencerabut berbagai aspek masyarakat yang digusur. Salah satunya aspek ekonomi. Warga yang digusur semakin sulit mencari pekerjaan.

Ia mencontohkan penggusuran warga Pasar Ikan. Pemprov DKI Jakarta justru memberi rusun di Cakung yang jauh dari laut. Padahal, kebanyakan warga Pasar Ikan berprofesi sebagai nelayan. "Mereka butuh beradaptasi 10-20 tahun lagi," katanya.

Karena itu, tambah Marlo, penggusuran selama ini justru menginjak rakyat miskin. Padahal, Pemprov menggunakan alasan pembangunan untuk menggusur warga. Seharusnya, lanjut Marlo, pembangunan dilakukan untuk rakyat miskin. "Karena itu Gubernur dan jajarannya dan DPRD harusnya menyuarakan aspirasi rakyat," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement