Sabtu 25 Jun 2016 07:30 WIB

Habibie, Mr Crack Pencerah Industri Manufaktur Pesawat

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ilham
Presiden RI ke-3 BJ. Habibie
Foto:

Pembahasan mengenai retakan pada pesawat ini sebetulnya telah dimulai pasca-PD II (Perang Dunia II), ketika material pembuatan pesawat telah banyak beralih dari kayu ke logam sepenuhnya. Sementara, penggunaan aluminium berisiko menciptakan retakan pada pesawat yang berujung kecelakaan.

Peneliti dari Qinetiq Ltd di Inggris, J Findlay dan ND Harrison, menjelaskan dalam jurnal Elvesier pada 2002 bahwa retakan salah satunya dipicu oleh pembebanan secara berulang saat pesawat sedang mengudara. Hal ini membuat sayap dan badan pesawat mengalami "kelelahan", khususnya pada bagian penghubung antara sayap dan badan pesawat.

Dari jurnal ini, terlihat bahwa pemikiran Habibie telah melampaui zamannya dengan menemukan crack propagation theory. Bahkan, dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa "kelelahan" pada pesawat menduduki peringkat teratas, yakni 55 persen, yang menyumbang kegagalan mekanis pada pesawat selain korosi dan kelebihan beban pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement