Senin 30 May 2016 17:04 WIB

BEC Gelar Forum Group Discussion Smartcare Preneur

Para dosen wirausaha mendengarkan pemaparan materi workshop pada Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh BSI Entrepreneur Center (BEC) di Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (28/5).
Foto: Dok BSI
Para dosen wirausaha mendengarkan pemaparan materi workshop pada Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh BSI Entrepreneur Center (BEC) di Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG --  BSI Entrepreneur Center (BEC)  menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Hotel Santika BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Sabtu (28/5). Forum yang beranggotakan dosen-dosen pengampu matakuliah Entrepreneur ini membahas tema “Smartcare Preneur - alternatif bisnis mahasiswa jadi pengusaha sebelum wisuda”.

Acara yang dihadiri 38 dosen itu dibuka oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Komputerisasi AMIK BSI Jakarta  Sriyadi MKom. FGD tersebut mengundang praktisi jasa-preneur yang bergerak di bidang proteksi kesehatan, di antaranya Dr Tri Mukti (ahli bedah syaraf RS Mayapada), Dr  Sarah (dokter alumnus Universitas Indonesia), dan Yudhi Etros (pimpinan Pro-Team yang memiliki 17 tahun pengalaman di wirausaha jasa proteksi kesehatan atau Smartcare Preneur). Selain itu, ada beberapa nara sumber lainnya meliputi pimpinan departemen pajak, manager bank, serta pegawai negeri sipil.

Dalam forum tersebut Dr Tri Mukti berbagi ilmu mengenai gejala serangan jantung serta pencegahan dan penanganan terhadap serangan jantung mendadak (stroke attack) yang dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status, umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

Sedangkan Dr  Sarah dan Yudhi Etros berbagi pengalaman tentang suka duka sebagai praktisi jasa-preneur bidang proteksi kesehatan atau Smartcare Preneur.

Kepala bagian BSI Entrepeneur Center Yulikuspartono mengemukakan, FGD tersebut bertujuan untuk memberikan wacana bagi dosen-dosen entrepreneur saat harus merumuskan silabus, materi dan saat mengampu matakuliah entrepreneur bagi mahasiswa.

“Inti yang perlu disampaikan  adalah dunia bisnis dan wirausaha tidak harus melulu  urusan dagang, kuliner, fashion, automotive, agrobisnis, dan kreatif, namun ada peluang lain di bidang smartcare preneur,” tutur Yulikus.

Yulikus menambahkan,  pola pikir lulusan perguruan tinggi seperti harus menjadi karyawan, pegawai, atau wirausaha hanyalah masalah “label” saja. Di atas semua itu, terdapat peluang serta kesempatan bagi setiap mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi untuk menjadi bos bagi dirinya sendiri.

“Semoga forum ini dapat memberikan inspirasi bagi dosen pengampu matakuliah entrepreneur untuk diteruskan kepada mahasiswa,”   harap Yulikuspartono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement