Ahad 22 May 2016 10:47 WIB

BNPB: Harusnya tidak Ada Aktivitas Masyarakat di Zona Bahaya Gunung Sinabung

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Angga Indrawan
Gunung Sinabung
Foto: Dok Republika
Gunung Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban jiwa akibat letusan awan panas letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara bertambah. Data sementara dari BPBD Karo, terdapat sembilan orang terlanda awan panas.

Namun, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan belum diketahui secara pasti berapa banyak masyarakat yang berada di Desa Gamber saat kejadian luncuran awan panas.

"Harusnya tidak ada aktivitas masyarakat di zona bahaya Gunung Sinabung," kata Sutopo di Jakarta, Ahad (22/5).

(Baca: Berikut Nama Warga yang Menjadi Korban Awan Panas Sinabung)

Menurut dia, sebagian masyarakat tetap nekat berkebun dan tinggal sementara waktu sambil mengolah kebun dan ladangnya. "Alasan ekonomi jadi faktor utama yang menyebabkan masyarakat Desa Gamber tetap nekat melanggar larangan masuk ke desanya," ujar Sutopo.

Kini tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PMI, relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian korban dengan menyisir rumah dan kebun masyarakat. Pencarian, lanjut dia, juga dilakukan dengan tetap memperhatikan ancaman dari erupsi Gunung Sinabung.

"Desa Gamber ini berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah," katanya.

Sutopo menambahkan, berdasarkan rekomendasi PVMBG, Desa Gamber tidak boleh ada aktivitas masyarakat karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, bom, lapilli, abu pekat dan material lain dari erupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement