REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa, (10/5). Ia dipanggil KPK sebagai sakski atas kasus pembahasan Raperda terkait reklamasi pulau. Namun ia belum tahu akan menyampaikan apa saat pemanggilan itu.
Pria yang akrab disapa Ahok itu belum bisa menerka apa yang akan ditanyakan penyidik KPK kepadanya. Tetapi menurutnya, pertanyaan tersebut pastinya seputar hubungannya dengan tersangka atas kasus itu, yaitu Mantan Anggota DPRd DKI M. Sanusi dan pengusaha Ariesman Widjaya.
"Ya saya enggak tahu, pertanyaannya apa. Pertanyaannya pasti pertanyaan sehubungan dengan Sanusi, dengan Ariesman. Biasanya pertanyaannya pasti begitu, apakah saudara kenal, apakah anda sehat, ya kira-kira gitu kan. Standar lah kayak gitu ya," katanya kepada wartawan, Senin (9/5).
Ia mengaku hanya mempersiapkan dokumen teknis saat mendatangi KPK nanti sekitar pukul 10.00 WIB. Ia merasa tak begitu paham masalah teknis Raperda tentang reklamasi. Dia mengaku tak pernah mengikuti pembahasan raperda tersebut.
"Saya enggak begitu ngikutin teknis sebetulnya. Pembahasan-pembahasan itu saya gak pernah ikut. Saya hanya kebijakan, waktu dia datang, Pak ini gak mau kuorum, kebijakan kita apa, ini ada interupsi dari mereka, ketika ada tim tidak bisa menyelesaikan saya memberikan masukan. Nah, saya gak tahu pertanyaannya apa besok (10/5). Kalau memang keterangan dari dinas teknisnya sudah lengkap. Mungkin saya pendek waktu pemeriksaannya. Saya gak tahu. Tetapi seharian besok saya kosongkan (agenda)," jelasnya.
Diketahui, hingga saat ini, KPK masih mendalami kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.
KPK terus memanggil beberapa pihak, baik pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pimpinan dan anggota DPRD DKI, serta pimpinan perusahaan pengembang yang diduga mengetahui dugaan suap dalam proyek reklamasi tersebut.Selain itu, KPK juga telah beberapa kali memeriksa staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja.