REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak penghentian pasokan air bersih sangat dirasakan oleh warga Kampung Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Kesulitan tersebut dirasakan bahkan sebelum ada penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Salah satu warga Pasar Ikan, Irfan (45 tahun) mengatakan semenjak penggusuran tersebut, warga semakin sulit untuk mencari air bersih untuk memasak dan minum.
"Waktu sebelum digusur, air udah mati total. Tidak ada yang mengalir," kata Irfan kepada wartawan di posko kemanusian, Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (9/5).
Irfan pun terpaksa membeli air bersih selama beberapa hari. Ia bersama warga akhirnya harus rela membeli air bersih seharga Rp 100 ribu kepada warga Luar batang.
"Kita bayar Rp 100 ribu per bulannya. Itu kita lakukan selama enam bulan," ujar Irfan.
Namun, Irfan dan para warga kembali khawatir lantaran pasokan air bersih di Luar Batang tidak selamanya mengalir.
"Sekarang cuma pada jam-jam tertentu saja," katanya.
Sebelumnya, pasokan air bersih di wilayah Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, Utara dikabarkan dihentikan. Namun, menurut Sekretariat Masjid Luar Batang, Mansur Amin mengklaim pasokan air bersih masih mengalir ke wilayahnya. Walaupun air tersebut mengalir tidak setiap saat. Melainkan, kata dia, ditentukan melalui waktu tertentu.
Baca juga: Pasokan Air Bersih ke Kampung Luar Batang tak Selalu Mengalir