Ahad 01 May 2016 20:59 WIB

Unik, May Day di Semarang Buruh Pilih ‘Turun ke Rawa’

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Maman Sudiaman
Gerakan Save Rawapening melibatkan relawan lintas komunitas dan profesi, termasuk para buruh.
Foto: Bowo S Pribadi/Republika
Gerakan Save Rawapening melibatkan relawan lintas komunitas dan profesi, termasuk para buruh.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN —- May Day atau hari buruh internasional identik dengan aksi untuk menyuarakan hak- hak buruh. Sehingga buruh yang turun ke jalanan, menjadi pemandangan yang jamak disaksikan pada peringatan yang jatuh setiap tanggal 1 Mei ini.

Jika hari ini ribuan buruh sibuk bersuara lantang di jalanan atau di gedung- gedung  parlemen, tidak demikian halnya dengan Irfai dan ratusan buruh Kabupaten Semarang yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Farmasi Kesehatan (FSP Farkes) Reformasi.

Mereka memilih ‘turun ke rawa’ untuk bergotong-royong menyelamatkan ekosistem Rawapening, di Kabupaten Semarang, bersama dengan ribuan relawan lintas profesi dalam gerakan ‘Save Rawapening jilid 2’, Ahad (1/5).

Dalam aksi yang dipusatkan di wilayah dermaga Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang ini, ratusan buruh membaur dengan para relawan lainnya untuk membersihkan gulma enceng gondok yang menjadi problem sosial di danau alam ini.

Menurut Irfai, pihaknya sengaja memberikan kesan yang berbeda dalam perayaan May Day kali ini. Menurutnya, memperjuangkan hak- hak para buruh memang harus terus dilakukan.

Karena memang masih ada sebagian hak- hak buruh yang masih terabaikan. Namun buruh tidak selamanya harus berargumen dengan manajemen untuk menuntut hak- hak yang terabaikan tersebut.

“Jadi ketika sebagian besar buruh merepresentasikan tuntutan hak- hak ini dengan turun ke jalan dalam memperingati hari buruh internasional, kami memilih berkontribusi kepada masyarakat dan lingkungan sekitar,” ujarnya.

Ketua FSP Farkes Reformasi ini menambahkan, aksi ‘dari pabrik untuk publik’ ini dipilih karena problem sosial masyarakat sekitar Rawapening akibat pesatnya pertumbuhan gulma enceng gondok’ ini sudah sangat memprihatinkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement