REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik, Harmonis, mengatakan, seorang pemimpin publik harus mengesampingkan karakter individunya. Menurut Harmonis, gaya berkomunikasi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok harus diperbaiki.
Menurut dia, jika ada suatu masalah, seorang pemimpin tidak boleh asal tuding, menyuruh orang mundur, dan memecat. Dia menyayangkan orang-orang terdekat Ahok yang menerima gaya yang tidak baik tersebut dan malah menirunya.
"Saya lihat di media, sekjen Teman Ahok yang marah-marah sama gayanya seperti Pak Ahok," kata Harmonis.
Harmonis mengatakan, sebagai seorang pejabat publik, Ahok harus berkomunikasi dengan santun dan cerdas. Sebab, komunikasi yang tak santun akan membuat orang tersinggung.
"Tidak cuma dengan Amien Rais, dengan Wali Kota Jakarta Utara Rustam (Effendi) yang tersinggung dengan gaya komunikasinya Pak Ahok," katanya, Rabu (27/4).
Menurut Harmonis, Ahok harus melihat jabatan gubernur sebagai jabatan publik, bukan milik pribadinya. Artinya, setiap orang dapat mengaktualisasikan diri dengan jabatan tersebut, bukan saja Ahok sendiri.