Rabu 28 Sep 2016 15:34 WIB

Golkar Akui Terkena Dampak Negatif Kontroversi Ahok

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Pilgub DKI (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Pilgub DKI (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menanggapi ucapan salah satu pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar yang menyebut bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus membantu membesarkan Golkar.

Sebaliknya, Doli justru merasakan kekhawatiran yang lebih besar terhadap keluarga besar Golkar atas dukungan manfaat bagi Ahok dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017.

"Pertama, di tengah berbagai kontroversi Ahok di masyarakat yang semakin meluas, sebenarnya Golkar sudah mendapatkan risiko ancaman terkena dampak negatif dari kontroversi-kontroversi yang terus berlanjut oleh Ahok," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (28/9).

Kedua, kata Doli, sejak awal pencalonannya, Ahok dan pendukungnya berkali-kali menunjukkan sikap antipartai politik (parpol). "Bahkan pernyataan dan sikapnya cenderung merendahkan dan mengerdilkan keberadaan parpol," ujar Doli.

Di suatu kesempatan, Ahok pernah mengatakan bahwa dia lebih memilih tidak maju sebagai gubernur apabila dihadapkan pada pilihan meninggalkan Teman Ahok daipada daripada diusung parpol, namun tiba-tiba Ahok berubah 180 derajat dan memilih maju melalui jalur parpol.

Doli beranggapan saat ini Ahok seakan merasa diperebutkan sebagai kader parpol, setidaknya oleh Golkar dan PDI Perjuangan.

"Lantas, buat Golkar indikatornya apa bahwa Golkar akan mendapat manfaat atas dukungannya terhadap Ahok? Sudah figurnya kontroversial, sejak awal antiparpol, kemudian 'menurunkan derajat' Golkar sebagai pengusung menjadi pendukung, setelah diusung PDI Perjuangan," kata Doli.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Heitifah Sjaifudian mengatakan bahwa kepala daerah yang diusung Golkar harus ikut berkontribusi membesarkan partai jika terpilih. Hal tersebut juga berlaku bagi pejawat dalam pilgub DKI Jakarta 2017 yakni Ahok meskipun yang bersangkutan bukan merupakan kader Golkar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement