Rabu 20 Apr 2016 20:15 WIB

Trauma Anak Korban Penggusuran akan Tanamkan Kebencian

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah anak korban bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, bermain di pantai kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak korban bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, bermain di pantai kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak korban penggusuran mengalami trauma atas ketidakadilan yang mereka terima. Pemerhati anak Ifen Ong mengatakan anak-anak korban penggusuran mengalami trauma bertubi-tubi.

Kebencian tersebut, menurut Ifen akan terus tertanam sampai mereka dewasa. Karena itu tambahnya orang tua tidak boleh mengorbankan anak untuk kepentingan diri mereka sendiri.

"Trauma anak-anak di sana dampak dari orang tuanya," kata Ifen, Rabu (20/4).

Ifen mengatakan banyak pemerhati anak yang akhirnya tidak terjun ke lapangan karena takut dengan urusan politik. Karena itu urusan anak dan orang tua harus dipisahkan. Dengan penuh kebencian anak-anak menghujat pemerintah.

Ifen menambahkan dengan trauma dan kebencian anak-anak akan memperlakukan lingkungan dengan buruk. Kata-kata yang keluar dari mulut mereka akan ketus, perilaku mereka kasar atau selalu mengurung diri.

Dengan membawa anak untuk menarik perhatian akan menanamkan kebencian kepada anak. "Jangan panas-panasin anak," katanya.

Ifen menjelaskan jika orang tua menebar kebenciannya terhadap anak, anak akan membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan trauma yang mereka alami.

(Baca Juga: Pemerhati: Jangan Tanamkan Kebencian kepada Anak Korban Penggusuran)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement