REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak korban penggusuran mengalami trauma atas ketidakadilan yang mereka terima. Pemerhati anak Ifen Ong mengatakan anak-anak korban penggusuran mengalami trauma bertubi-tubi.
Kebencian tersebut, menurut Ifen akan terus tertanam sampai mereka dewasa. Karena itu tambahnya orang tua tidak boleh mengorbankan anak untuk kepentingan diri mereka sendiri.
"Trauma anak-anak di sana dampak dari orang tuanya," kata Ifen, Rabu (20/4).
Ifen mengatakan banyak pemerhati anak yang akhirnya tidak terjun ke lapangan karena takut dengan urusan politik. Karena itu urusan anak dan orang tua harus dipisahkan. Dengan penuh kebencian anak-anak menghujat pemerintah.
Ifen menambahkan dengan trauma dan kebencian anak-anak akan memperlakukan lingkungan dengan buruk. Kata-kata yang keluar dari mulut mereka akan ketus, perilaku mereka kasar atau selalu mengurung diri.
Dengan membawa anak untuk menarik perhatian akan menanamkan kebencian kepada anak. "Jangan panas-panasin anak," katanya.
Ifen menjelaskan jika orang tua menebar kebenciannya terhadap anak, anak akan membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan trauma yang mereka alami.
(Baca Juga: Pemerhati: Jangan Tanamkan Kebencian kepada Anak Korban Penggusuran)