Rabu 20 Apr 2016 20:07 WIB

Pemerhati: Jangan Tanamkan Kebencian kepada Anak Korban Penggusuran

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak nelayan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Fahmi dan Iki berkhayal Hancurkan rumahnya Gubernur DKI Basuki Tjatjah Purnama atau Ahok, Selasa (19/4).
Foto: Republika/Lintar Satria
Anak nelayan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Fahmi dan Iki berkhayal Hancurkan rumahnya Gubernur DKI Basuki Tjatjah Purnama atau Ahok, Selasa (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati anak Ifen Ong mengatakan dalam setiap kasus penggusuran, banyak pihak yang melakukan provokasi untuk kepentingan pribadi. Yang menjadi korban karena provokasi adalah anak-anak.

Anak-anak, menurut Ifen, menjadi membenci pada segala sesuatu yang berhubungan dengan trauma yang mereka alami. "Pengacara-pengacara pengangguran itulah yang manas-manasin," katanya, Rabu (20/4).

Ifen mengatakan kebencian tidak hanya ditanam provokator atau orang tua mereka. Terkadang kebencian juga tumbuh karena kondisi yang mereka alami. Ifen mencontohkan saat penggusuran Kalijodo banyak anak yang ditelantarkan orang tua mereka.

Ia mengatakan saat itu tidak ada Kementerian Sosial atau instansi pemerintah lain untuk membantu anak-anak tersebut. Akhirnya anak-anak tersebut diambil menjadi anak angkat beberapa temannya.

Ifen mengatakan anak-anak yang ditelantarkan akan memliki kecenderungan membenci orang tua mereka. Satu-satunya cara menghilangkan kebencian adalah memberi pengertian.

"Mereka diberi pengertian harus menerima apa adanya mereka sekarang. Tidak perlu menuntut ini, menuntut itu karena ngga akan ada habisnya. Bikin mereka menjalani yang ada sekarang jangan dibebani yang lain lagi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement