Senin 28 Mar 2016 17:35 WIB

Perpecahan Kelompok Santoso Menguntungkan Polri

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah anggota TNI bersiap untuk melakukan penyisiran kolompok sipil bersenjata Santoso di Watutau, Lore Peore, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/3).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Sejumlah anggota TNI bersiap untuk melakukan penyisiran kolompok sipil bersenjata Santoso di Watutau, Lore Peore, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, perpecahan di dalam kelompok Santoso menguntungkan polri.

"Menurut saya bagus karena ada kebijakan perintah Santoso tidak disepakati," ujar Badrodin, di PTIK, Jakarta Selatan, Senin (28/3).

Ia mengatakan, saat ini kelompok Santoso pecah jadi dua kelompok dengan jumlah kekuatan yang lebih sedikit. Namun, Badrodin enggan menyebutkan siapa saja yang memisahkan diri dari kelompok Santoso.

Terkait dengan Amerika Serikat yang memasukkan nama Santoso ke daftar teroris global, Badrodin tidak mempersoalkan. Ia hanya menegaskan Santoso menjadi tanggungjawab polri.

Badrodin pun memastikan bahwa tidak bantuan dari AS untuk ikut menangkap Santoso. "

Tidak ada. Cukup kita saja," kata Badrodin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement