Ahad 27 Mar 2016 01:03 WIB

Pengamat Nilai Polisi tidak Profesional Tuntaskan Kasus Akseyna

Rep: c30/ Red: Angga Indrawan
Akseyna Ahad Dori.
Foto: Ist
Akseyna Ahad Dori.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Biologi Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori (18 tahun) tewas tenggelam di danau Kenanga Universitas Indonesia pada 26 Maret 2015 lalu. Genap satu tahun kematiannya Sabtu (26/3), polisi masih juga belum mampu mengungkap misteri kematian di danau tersebut. 

Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan ponyelidik kurang profesional dalam menangani kasus tersebut. Alhasil satu tahun kematian anak pasangan Kolonel Sus Mardoto dan Karimatul Ummah belum juga terungkap.

"Tewasnya mahasiswa UI, Akseyna bisa jadi karena penyelidik Reserse kurang profesional," kata Bambang saat dihubungi, Sabtu (26/3).

Alasannya, kata Bambang, lapisan-lapisan profesionalitas reserse kepolisian dari segi kepangkatan belum tersusun secara sepadan. Maksudnya, kata dia, antara penyidik dan kasus yang sedang terjadi atau yang sedang ditangani tidak sepadan, sehingga kasus terkesan lambat untuk menemukan titik terang.

Selain itu, dari kacamata Bambang kinerja para penyidik ini juga dianggap masih labil dan belum konsisten. Bahkan, Bambang menganggap terpecahkannya kasus-kasus pelik selama ini karena adanya faktor keberuntungan di pihak kepolisian.

Diduga, Akseyna tewas dengan cara ditenggelamkan di danau Kenanga UI. Saat berada di dalam air dididuga juga Akseyna masih hidup karena ditemukan air di dalam paru-parunya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement