REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah memutuskan proyek Blok Masela dibangun di darat. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi menyatakan bahwa keputusan itu tidak ada kaitannya dengan kegaduhan antarmenteri soal proyek yang bernilai ratusan triliun rupiah tersebut.
"Putusan ini sudah matang dipikirkan oleh Presiden dengan berbagai pertimbangan, tidak hanya berkaitan dengan revenue saja yang diterima negara, tapi juga bagaimana proyek ini bisa bermanfaat bagi pengembangan di Indonesia Timur. Jadi tidak ada hubungan sama gaduh-menggaduh," kata Johan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/3).
Polemik soal model pembangunan Masela telah berlangsung cukup lama. Menteri Koordinator bidang Maritim Rizal Ramli menginginkan proyek tersebut dibangun di darat.
Namun, Menteri ESDM Sudirman Said, sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan kementeriannya, menginginkan Blok Masela dibangun di laut. Perbedaan sikap antara Rizal dan Sudirman itu membuat keduanya kerap berbalas argumen.
Kegaduhan antarmenteri tersebut pada akhirnya membuat dua investor yang akan menanamkan modalnya di Masela menjadi bingung.
Mereka menanti keputusan pemerintah soal Masela. Menurut Johan, Jokowi baru sekarang membuat keputusan karena Presiden harus mendengar dan mengkaji lagi semua masukan yang datang kepadanya.
"Kenapa baru diputuskan sekarang, tidak beberapa waktu lalu? Disampaikan oleh Presiden, beliau masih ingin mendengar lebih jauh mengenai detil berkaitan dengan pemilihan teknologi di darat atau di laut. Setelah banyak masukan, lalu diputuskan Presiden," ujarnya.