Sabtu 12 Mar 2016 18:30 WIB

Diduga Teroris, Siyono Pulang Tinggal Jasad

Rep: Edy Setyoko/ Red: Ilham
Densus 88 Anti Teror

Marso Diyono baru sadar, kalau tindakan penggeledahan di rumahnya dikaitkan dengan dugaan teroris. Ada beberapa barang yang disita. Seperti, fotokopi KTP, kartu keluarga milik Siyono, dan sepeda motor Siyono berpelat nomor B (Jakarta).

Menurutnya, seusai shalat magrib di Masjid Muniroh, samping rumah, Selasa (8/3), ada tiga pria yang pergi bersama Siyono. Ia tidak curiga jika ketiganya anggota Densus 88 Anti Teror. Sebab, Siyono sering mengajak temannya ke rumah.

Ada satu orang yang masuk ke dalam masjid. Ternyata, orang itu tidak shalat. Dia, malah kentut bersamaan dengan bunyi dari telepon seluler yang membuat jamaah lain tertawa. Lalu, pria itu keluar masjid.

''Pikir saya pasti hendak wudhu lagi. Tapi, ternyata dia menelepon dua teman yang di luar. Setelah itu, Siyono yang masih mengenakan sarung, bersama tiga orang yang saya sangka temannya itu pergi,'' kata Marso Diyono.

Cerita serupa juga datang dari putra pertama Marso, Wagiyono, yang juga ketua RT 11 RW 05, Dusun Brengkungan, Desa Pogung. Dia tidak menduga, ketiga pria itu merupakan anggota satuan berlogo burung hantu.

''Saat penggeledahan kemarin, saya tanyakan kondisinya dan dibawa kemana. Jawabnya, Densus. Cuma ada masalah kecil. Kondisinya baik dan berada di tempat paling aman di Jakarta,'' kata Wagiyono menirukan kata petugas itu.

Wagiyono mengaku belum mengetahui alasan Densus 88 Anti Teror menangkap adiknya dan penggeledahan rumah ayahnya. Saat itu ia berharap Siyono hanyalah korban salah tangkap. ''Kalau diduga teroris, mana buktinya. Siyono itu orangnya lugu. Tidak macam-macam orangnya,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement